cover
Contact Name
Sandri Erfani, S.Si, M.Eng.
Contact Email
sandri.erfani@eng.unila.ac.id
Phone
+6282350155362
Journal Mail Official
jge.tgu@eng.unila.ac.id
Editorial Address
Geophysical Engineering Department Engineering Faculty Universitas Lampung, Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Street No 1, Rajabasa District, Bandar Lampung, Indonesia 35145
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 23561599     EISSN : 26856182     DOI : https://doi.org/10.23960/jge
Core Subject : Science,
Jurnal Geofisika Eksplorasi adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jurnal ini diperuntukkan sebagai sarana untuk publikasi hasil penelitian, artikel review dari peneliti-peneliti di bidang Geofisika secara luas mulai dari topik-topik teoritik dan fundamental sampai dengan topik-topik terapandi berbagai bidang. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun (Maret, Juli dan November), Volume pertama terbit pada tahun 2013 dengan nama Jurnal Geofisika Eksplorasi (JGE).
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2022)" : 8 Documents clear
Cover JGE Editor JGE
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.231

Abstract

Cover JGE
ANALISIS POTENSI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING (VES) DI KELURAHAN HARGOMULYO Adi Prabowo; Hartono Hartono; Oscar Kaeni
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.189

Abstract

Ketersediaan air tanah di Kelurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, D. I. Yogyakarta belum bisa mencukupi dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada. Maka dari itu, dibutuhkan suatu studi pendugaan air tanah guna mendeteksi keberadaan lapisan air tanah (akuifer) di wilayah penelitian. Studi ini terlaksana pada tanggal 7 Agustus 2021 dengan titik ukur sebanyak 3 titik. Pendugaan kedalaman akuifer dalam studi ini memakai metode VES (Vertical Electrical Sounding) dengan menggunakan susunan elektroda Schlumberger. Metode VES adalah salah satu metode tahanan jenis yang bisa dimanfaatkan untuk pendugaan lapisan litologi bawah permukaan seperti lapisan akuifer. Pengambilan data lapangan VES dilakukan dengan memakai dua buah elektroda arus stainless steel dan elektroda potensial tembaga. Panjang bentangan pada tiap-tiap titik ukur, yaitu 400 meter. Data sounding tiap titik pengukuran diinterpretasi dengan memakai perangkat lunak HIRA, kemudian hasil interpretasi ditampilkan dalam bentuk log tahanan jenis dengan memperlihatkan nilai tahanan jenis, kedalaman, serta ketebalan tiap-tiap lapisan. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh 10 hingga 12 lapisan batuan. Hasil analisis dari korelasi antar titik pengukuran dalam tiap lintasan memperlihatkan bahwa di daerah penelitian ada dua jenis akuifer, yaitu akuifer dangkal dan akuifer dalam. Akuifer dangkal ditemukan pada kedalaman 5-16 meter dengan nilai resistivitas berkisar antara 12,79 sampai 12,83 ohm.m, sedangkan akuifer dalam ditemukan pada kedalaman 22-85 meter dengan nilai resistivitas berkisar antara 10,56 sampai 16,85 ohm.m.
Foreword July 2022 Editor JGE
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.232

Abstract

Foreword July 2022
PENDUGAAN KANDUNGAN AIR DEKAT PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SELF POTENTIAL DI KABUPATEN KONAWE Syamsul Razak Haraty; Ervy Afriani Arliska; Aisyah Septialara
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.185

Abstract

Pendugaan sebaran air dan pola aliran air tanah di area perkebunan kelapa sawit Kabupaten Konawe dilakukan dengan menggunakan metode  Self Potential. Pengambilan data dilakukan menggunakan konfigurasi fixed-based dengan 5 lintasan. Pola kontur yang diperoleh dapat diketahui berdasarkan respons mineral bawah permukaan yang bersifat resistif dan konduktif. Gejala tingginya nilai positif dari potensial terukur secara numerik, maka tanah tersebut bersifat resistif dan sebaliknya. Pada daerah penelitian hasil interpretasi menghasilkan peta isopotensial yang menghasilkan wilayah dominan positif yang berarti resistif. Sifat konduktif yang cukup besar terlihat pada daerah barat lintasan yang diindikasikan merupakan tempat keberadaan air. Pola aliran air dari timur menuju ke arah menyesuaikan ketinggian daerah penelitian.
PETROLOGI GRANITOID KAPUR DI KOMPLEKS GRANITOID PADEAN Yogi Adi Prasetya; Lamganda Nainggolan; Bilal Al Farishi
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.201

Abstract

Batuan granitoid di Provinsi Lampung dapat ditemukan di peta geologi regional lembar Kota Agung dan Lembar Tanjungkarang. Masih sedikitnya penelitian tentang batuan granitoid Formasi Granit Kapur di Lampung mendasari penelitian ini. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi jenis batuan granitoid dan melihat komposisi mineral batuan granitoid Formasi Granit Kapur. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan untuk deskripsi petrologi dan pengambilan sampel batuan dan dengan metode pengamatan petrografi. Dari hasil observasi lapangan didapatkan 3 jenis batuan granitoid di lokasi penelitian dengan warna, komposisi mineral dan ukuran kristal yang berbeda, 3 batuan tersebut adalah Tonalit, Granodiorit dan Monzogranit, komposisi mineral utama dari batuan granitoid di lokasi penelitian antara lain, plagioklas, potassium feldspar, kuarsa, hornblende dan biotit, dengan komposisi mineral sekunder antara lain klorit, apatit, muskovit, titanit, turmalin dan opak. Dari hasil penelitian dapat diinterpretasikan jika batuan granitoid di lokasi penelitian berasal dari satu magma yang sama dan hasil proses diferensiasi magma dimana tonalit membeku terlebih dulu dan monzogranit yang memiliki ukuran kristal paling besar dan diinterpretasikan merupakan hasil kristalisasi di tahap akhir dari pembekuan magma. Dari data kelimpahan mineral dapat diklasifikasikan jika batuan granitoid di daerah penelitian merupakan tipe KCG (K-rich and K-feldspar porphyritic Calc-alkaline Granitoids).
APPLICATION OF GENERALIZED DERIVATIVE OPERATOR ON BOUGUER ANOMALY FOR DETECTING GEOLOGICAL STRUCTURES Dicky Ahmad Zaky; Alissa Bilqis
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.204

Abstract

Generalized Derivative Operator (GDO) is one of the first-order derivative filters that could control the derivative’s direction by modifying the value of azimuth () and dip () parameters. This study aims to examine those GDO parameters on synthetic Bouguer anomaly and apply them to field data of the Silver Peak geothermal field to identify the geological structures. We use Python programs to conduct the GDO and other derivative operators such as horizontal gradient (HG), analytic signal amplitude (AS), as well Second Vertical Derivative (SVD) for comparison. The derivative operators are performed in the Fourier domain and spatial domain. The results from synthetic data show that GDO can amplify the response both on local and regional anomalies. Nevertheless, enhanced local and regional anomaly might be shown as the same maximum value of GDO. It appears that GDO disregard the influence of density contrast and depth variation of the anomalous body. Subsequently, anomaly enhancement of Silver Peak area shows that GDO anomaly concurred with geological map. GDO and SVD could amplify the response of geological structures such as intrusive granite, fault lineaments, and lithological contact, as well as the horst-graben structure, as mentioned in previous studies, that might be acting as fluid pathways for the Silver Peak geothermal system.
METODE GEOBIA DALAM KLASIFIKASI ZONA GEOMORFOLOGI TERUMBU KARANG DI PULAU POMBO Arif Seno Adji
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.175

Abstract

Terumbu karang merupakan komponen penting dalam ekosistem pesisir, karena keanekaragaman habitat yang hidup di terumbu karang, dan juga menawarkan keuntungan bagi manusia dalam eksploitasinya. Tapi keadaan terumbu karang di dunia mengalami degradasi, sehingga diperlukan metode untuk monitoring terumbu karang dengan pembuatan informasi spasial yang cepat dan akurat. Aplikasi penginderaan jauh terbukti memiliki kemampuan untuk proses pemantauan (monitoring) daerah geomorfologi pada terumbu karang. Studi ini menerapkan metode pengklasifikasian dengan basis obyek GEOBIA (Geographic Object-Based Image Analysis) di Pulau Pombo. Metode ini dapat mengklasifikasikan terumbu karang berdasarkan objek untuk dapat dianalisis geomorfologinya. Tahapan metode ini diproses dari segmentasi citra menjadi segmen objek yang homogen sesuai dengan parameter yang ditetapkan. Hasil geomorfologi berdasarkan hasil pemetaan zona terumbu karang diklasifikasikan pada beberapa tingkatan, yakni laguna dengan luas 28,81 Ha, luas terumbu di bagian dalam adalah 71,69 Ha, luas terumbu di bagian luar adalah 30,75 Ha, puncak terumbu seluas 18,84 Ha, dan lereng terumbu seluas 18,19 Ha. Penerapan metode GEOBIA dapat dilakukan dengan cepat dan sangat baik untuk monitoring terumbu karang di perairan Indonesia dengan presentase 80%. Sebagai pengembangan riset selanjutnya, dengan data lapangan, data sekunder dan lokasi yang sama, perlu dilakukannya metode klasifikasi yang berbeda, misalnya klasifikasi tidak terbimbing dan terbimbing. Hasil masing-masing klasifikasi dibandingkan satu dengan yang lain, agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan setiap metode.
STRATIGRAFI KONTAK FORMASI SEMILIR DAN NGLANGGRAN PADA JALUR PILANGREJO, NGLIPAR, GUNUNG KIDUL Herning Dyah Kusuma Wijayanti
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.202

Abstract

Berdasarkan penelitian terdahulu Formasi Semilir identik dengan proses vulkanisme yang bersifat eksplosif, sedangkan Formasi Nglanggran identik dengan proses vulkanisme yang bersifat efusif. Peralihan antara dua fase tersebut dapat dipelajari salah satunya di jalur Pilangrejo. Peralihan Formasi Semilir dan Nglanggran di lokasi ini menarik untuk diteliti karena singkapan menunjukkan kemenerusan yang dapat diikuti sehingga bisa memberikan data yang baik untuk penelitian. Dengan mempelajari stratigrafi pada daerah tersebut, diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses geologi yang berkaitan dengan sejarah vulkanisme di Pengunungan Selatan khususnya di daerah penelitian. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara membuat kolom stratigrafi terukur dengan skala 1:100 disertai dengan pengambilan sampel untuk analisa petrografi dan paleontologi. Kolom stratigrafi yang telah dibuat selanjutnya akan dianalisa fasies pengendapannya. Sampel petrografi dan paleontologi yang terpilih akan dianalisa di laboratorium geologi. Urutan stratigrafi di daerah penelitian dimulai dari Formasi Semilir yang tersusun oleh perselingan tuf sedang-halus-sangat halus, kearah atas berubah menjadi breksi pumice-lapili yang berangsur berubah menghalus menjadi tuf. Di bagian atas terendapkan Formasi Nglanggran berupa batupasir tufan yang ditutupi oleh breksi andesit. Hubungan stratigrafi Formasi Semilir dan Nglanggran di daerah penelitian adalah selaras. Terendapkan pada umur N4-N5 (Miosen Awal), pada lingkungan laut (neritik-batial). Batuan di daerah penelitian merupakan hasil dari resedimentasi syn-eruptive pyroclastic dan volcanogenic sedimentarydengan mekanisme pengendapan arus densitas-turbidit. 

Page 1 of 1 | Total Record : 8